Perdebatan mengenai apakah Bitcoin dapat berkembang menjadi lebih dari sekadar penyimpan nilai digital semakin intens.
Setelah hampir satu dekade, Bitcoin telah menetapkan dirinya sebagai aset yang tangguh dan sulit diretas. Namun, pertanyaan muncul apakah Bitcoin bisa menjadi mata uang dunia dan apakah teknologi blockchain-nya dapat digunakan untuk mencatat aset bernilai.
Diskusi ini mencapai puncaknya dengan peluncuran Bitcoin Ordinals dan token BRC-20, yang meningkatkan permintaan terhadap blockchain Bitcoin. Tidak dapat disangkal bahwa keamanan dan stabilitas Bitcoin membuatnya diakui sebagai blockchain nilai.
Namun, jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, penting untuk mencatat bahwa penggunaan Bitcoin sebagai penyimpan nilai masih belum mendapat adopsi yang luas di luar sektor tertentu.
Baca Juga :NODE PENUH BITCOIN – “VERIFIKASI DAN JANGAN PERCAYA SI JAHAT”
Selama fase awal pandemi COVID-19, misalnya, para pengamat penasaran apakah krisis tersebut akan merangsang permintaan akan mata uang kripto, seperti yang diharapkan bagi Bitcoin.
Pertanyaan seputar masa depan Bitcoin sebagai penyimpan nilai terus muncul. Apakah Bitcoin akan terus berkembang dan menjadi bagian dari sistem moneter global? Apakah teknologi blockchain-nya dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan? Semua ini menjadi bagian dari percakapan yang berkelanjutan dalam industri mata uang kripto.
Saat ini, para pengamat dan pelaku industri sedang memantau perkembangan Bitcoin dengan seksama. Karena meskipun Bitcoin telah berhasil membangun reputasi sebagai aset yang aman dan andal, tantangan-tantangan yang lebih besar mungkin masih harus diatasi agar Bitcoin dapat mencapai potensinya sebagai penyimpan nilai yang luas di masa depan. [RH]