Hasil analisis terbaru dari Coinwarz mengungkapkan bahwa hashrate Bitcoin, yang mencerminkan total daya komputasi yang digunakan oleh penambang di jaringan, mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir.
Penurunan ini menimbulkan spekulasi bahwa para penambang mungkin menjadi ragu untuk melakukan ekspansi dan meningkatkan fasilitas pertambangan mereka.
Sebagai indikator krusial, hashrate juga berfungsi sebagai ukuran keamanan blockchain, karena semakin tinggi hashrate, semakin rendah kemungkinan terjadinya serangan 51%.
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa ada penambang yang mungkin berhenti menyumbangkan daya komputasi mereka ke jaringan Bitcoin, mengakibatkan penurunan nilai hashrate.
Pada hari ini (20/7/2023), Bitcoinnist juga melaporkan bahwa hashrate penambangan Bitcoin telah mengalami pertumbuhan sejak awal tahun dan mencapai puncak tertingginya.
Kenaikan hashrate tersebut sejalan dengan kenaikan harga mata uang kripto, yang mungkin telah mendorong penambang untuk mengembangkan fasilitas mereka guna memaksimalkan keuntungan.
Baca Juga :Komunitas Donasi Bitcoin Luncurkan Program Donasi Bitcoin untuk Pendidikan
Namun, situasi berubah baru-baru ini, dan hashrate menunjukkan tren menurun. Para analis dan pengamat industri kini mencoba memahami apa yang mungkin menyebabkan penambang menjadi ragu untuk mengalokasikan lebih banyak daya komputasi mereka.
Beberapa berpendapat bahwa fluktuasi harga BTC bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan penambang dalam menyumbangkan daya komputasi mereka.
Sebagai pasar mata uang kripto yang terus berkembang, perubahan dalam hashrate Bitcoin dapat memiliki dampak signifikan pada keamanan jaringan dan keuntungan para penambang.
Pengawasan terus menerus terhadap hashrate dan pemahaman mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhinya akan menjadi kunci dalam mengantisipasi perubahan pasar di masa depan. [RH]